Norton Motorcycles, merek legendaris asal Inggris yang kini dimiliki TVS Motor, bersiap merilis dua model motor baru, termasuk varian 450cc dengan mesin dari BMW Motorrad. Pengumuman ini disampaikan pada 4 September 2025 di London. Kolaborasi ini bertujuan memperluas pasar global Norton, dengan fokus pada segmen motor kelas menengah. Bagaimana langkah strategis ini akan mengubah citra Norton?
Baca juga: Nissan GT-R R32 Smokey Nagata Hadir di Indonesia dengan Tenaga 800 HP
Kolaborasi Strategis Norton dan BMW
Norton Motorcycles, yang diakuisisi TVS Motor pada 2020, kini mempercepat ekspansi globalnya. Dalam kemitraan dengan BMW Motorrad, Norton mengembangkan platform baru untuk motor 450cc dua silinder. Menurut Sudarshan Venu, Managing Director TVS, kolaborasi ini memungkinkan Norton memanfaatkan teknologi mesin BMW yang andal. Platform serupa juga digunakan BMW untuk model F 450 GS, yang debut di pameran EICMA 2024.
Kemitraan ini menandai langkah besar bagi Norton untuk membersihkan citra masa lalu yang sempat ternoda akibat masalah manajemen sebelumnya. Dengan dukungan TVS, Norton berfokus pada desain premium, performa dinamis, dan detail berkualitas tinggi.
Ekspansi Model: Dari Empat ke Enam Varian
Saat ini, Norton memiliki empat model utama, termasuk superbike V4SV dan V4CR. Dalam tiga tahun ke depan, Norton berencana menambah dua model baru, termasuk motor 450cc dan superbike empat silinder. Langkah ini memperkuat posisi Norton di pasar motor premium, khususnya di segmen kelas menengah yang kini diminati, seperti Royal Enfield Hunter 350 dan Triumph Speed 400.
Motor 450cc ini dirancang untuk menarik perhatian pengendara yang mencari kombinasi gaya klasik Inggris dengan teknologi modern. Selain itu, Norton juga mengembangkan mesin 400cc hingga 650cc, baik satu silinder maupun dua silinder, untuk memenuhi kebutuhan pasar yang beragam.
Fokus Pasar Global dan Indonesia
Norton Motorcycles tidak hanya menargetkan pasar Eropa, tetapi juga Asia, termasuk Indonesia. TVS Motor, sebagai pemilik, telah mengumumkan strategi untuk membawa Norton ke pasar ASEAN. Vishal Mehta, Regional Business Head ASEAN TVS Motor, menyatakan bahwa Indonesia menjadi target utama karena permintaan motor premium yang terus meningkat.
Baca juga: Ducati Panigale V2 S Resmi Mengaspal di Indonesia, Debut Perdana di Mandalika
Di Indonesia, Norton akan bersaing dengan merek seperti Royal Enfield dan Honda di segmen motor retro dan klasik. Dengan harga kompetitif dan mesin bertenaga, Norton berpotensi menjadi pilihan baru bagi pecinta motor premium di Tanah Air.
Teknologi dan Desain Ikonik Norton
Motor 450cc Norton akan mengusung desain klasik-modern yang menjadi ciri khas merek ini. Menggabungkan estetika Inggris dengan teknologi BMW, motor ini menawarkan performa optimal untuk pengendara urban maupun touring. Mesin dua silinder 450cc dari BMW menjanjikan efisiensi bahan bakar dan tenaga yang seimbang, cocok untuk berbagai kondisi jalan.
Selain itu, Norton tetap mempertahankan filosofi desainnya: elegan, dinamis, dan detail-oriented. Hal ini terlihat dari pemilihan material premium dan sentuhan akhir yang halus, menjadikan motor ini tidak hanya alat transportasi, tetapi juga simbol gaya hidup.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Meski memiliki sejarah panjang sejak didirikan pada 1902, Norton pernah menghadapi masa sulit sebelum diakuisisi TVS. Kini, dengan dukungan finansial dan teknologi dari TVS serta BMW, Norton memiliki peluang besar untuk bangkit sebagai pemain kunci di pasar global.
Baca juga: Mercy 280 SL Eks Presiden BJ Habibie Jadi Sorotan Usai Pergantian Warna Tanpa Izin
Namun, tantangan tetap ada. Persaingan di segmen motor kelas menengah sangat ketat, dengan merek seperti Triumph dan Royal Enfield yang sudah mapan. Norton harus memastikan kualitas produk dan strategi pemasaran yang tepat untuk memenangkan hati konsumen.
Penutup
Norton Motorcycles sedang menapaki era baru dengan meluncurkan motor 450cc berteknologi BMW, sebagai bagian dari ekspansi global di bawah TVS Motor. Dengan desain ikonik dan performa andal, motor ini siap mengisi segmen premium di pasar dunia, termasuk Indonesia. Ke depan, kesuksesan Norton akan bergantung pada kemampuan mereka menyeimbangkan warisan klasik dengan inovasi modern. Akankah Norton kembali berjaya di kancah global? Waktu akan menjawab.
